POLITIK - STATISTIK - POLITIK

Kepancing juga tuk nulis masalah politik, mumpung masih rame-ramenya pemilu….

Jauh sebelum pemilu 9 April sudah banyak jajak pendapat tentang parpol mana yang akan menang atau capres mana yang popular, dan hampir semua media televisi menyiarkan yang namanya quickcount (hitung cepat) pada pemilu legislatif lalu. Dengan hitungan jam setelah pencontrengan, siapa partai pemenang sudah dapat diketahui. Demokrat di urutan pertama dengan perolehan suara diatas 20 % yang membuat pendukung Demokrat berjingkrak-jingkrak . Hasil ini menjadikan Demokrat “primadona” dalam koalisi. Berbeda dengan Golkar yang suaranya turun sekitar 8%, membuat si Kuning harus mengesampingkan “Harga Diri”, karena sebelum pemilu sangat kencang pencitraan JK sebagai capres. Jika JK rujuk dengan SBY maka berdasarkan survei peluang mereka menang sangat besar. PDIP harus siap-siap legowo menerima kekalahan kedua kalinya, walaupun masih ada partai tengah, partai satu koma dan partai nol koma yang juga menentukan. Misalnya PKS walaupun belum tentu bergabung dengan demokrat karena ada Golkar (entah ingin jatah wapres atau ingin memperbaiki sistem presidential yang agak menyimpang) tapi rasanya mostahel PKS berkoalisi dengan PDIP. Andaikan PKS tidak bergabung dengan blok manapun, tetap saja sebagian besar suara PKS akan mengalir ke blok S karena “PKS partaiku SBY presidenku”. Skenario yang lain…..eit…kejauhan ngelanturnya….

Tentu kita penasaran bagaimana cara kerja lembaga survei bisa menghitung secepat itu. Jajak pendapat ataupun quickcount keduanya sama menggunakan ilmu yang namanya statistik (baca: statistika) , yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mengolah data untuk dijadikan dasar mengambil keputusan. Data dalam quickcount merupakan fakta yang diambil langsung dari TPS, walau hanya dari sebagian TPS (sekitar 2000 dari 500.000 TPS) yang disebut sampel. . Ibarat mencicipi makanan, KPU mencicipi semua hidangan baru bisa memutuskan enak atau tidak sedangkan Quick Count cukup mencicipi satu cuil saja per porsi. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbagkan dalam pengambilan sampel untuk quickcount. Pertama adalah teknik menentukan area sample dan kedua menentukan titik-titik sampel. Misalnya dengan melihat jumlah pemilih disuatu daerah, tipe pemilih (conventional, floating dan swing) dan uji homogenitas dan heterogenitas sampel.

Kekhawatiran muncul dari berbagai pihak terhadap lembaga survei. Statistik bisa dijadikan alat untuk mencapai tujuan politik, misalnya menaikkan popularitas seseorang ataupun parpol dengan “jual-beli” data. Pada masa kampanye statistik dijadikan senjata sebagai indikator penurunan jumlah pengangguran walaupun banyak yang “ngoceh” karena kesulitan mendapat pekerjaan. Oleh karena itu Lembaga survei haruslah mendasarkan dirinya dengan landasan berfikir ilmiah (jujur, transparan, taat pada asas-asas keilmiahan, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Prakarya & Kewirausahaan (PKWU) Bidang Pengolahan KD 3.1.

SOAL AKM REDOKS_ELEKTROKIMIA_ELEKTROLISIS_Korosi KIMIA KELAS XII

PEMBAHASAN CONTOH SOAL PISA IPA untuk PEMBELAJARAN PROSES INDUSTRI KIMIA (PIK) Kelas XI